Kalian mungkin bertanya dalam hati tentang siapa sih orang dibalik pembuat nasigoreng yang namanya pak Alif itu, atau mungkin sama sekali nggak mau tau... yasudah gak masalah, jadi gue sudahi saja tulisan gue ini.
Nggak deh, gue masih pengin nulis tentang sesosok manusia yang cukup menginspirasi gue dalam membuat blog ini. Beliau adalah pak Alif, pemilik dari kedai Alif yang terletak di jalan Swadaya kelurahan Larangan Indah, Cileduk Tangerang(persisnya depan warung manis yang penjualnya kini nggak lagi manis).
Orang biasa memanggilnnya dengan panggilan pak Alif, belakangan gue ketahui Alif adalah nama anak perempuannya... lah terus namanya pak Alif itu siapa?
itu adalah pertanyaan yang selalu gue lupakan ketika gue beli nasigorengnya. Dulu gue pernah dikasih tau om gue tentang nama asli pak Alif, kalo nggak salah denger sih Maid, tapi untuk lebih jelasnya nanti gue akan liat langsung dari KTP nya.
Pak Alif bisa dibilang penjual nasigoreng yang udah lumayan senior, dari kesaksian salah seorang pembaca yang komen di blog gue, dia sudah jadi langganan pak Alif sejak harganya masih Rp.1.500, nah, kalo nasigorengnya sekarang Rp.10.000 berarti mulai tahun berapa tuh pak Alif mulai jualan nasigoreng?
Kalo gue bandingkan harga nasi goreng sekarang dengan harga buku komik Naruto yang harganya Rp.20.000 berarti pak alif jualan nasi goreng dari harga komik masih Rp.3.000, dan itu adalah sebelum tahun 98, sebelum krisis moneter melanda Indonesia tercinta (analisis sotoy).
Gue mau cerita banyak, tapi sebenarnya gue juga nggak tau banyak tentang kehidupan pak Alif, yang gue tau nasigoreng buatannya benar-benar kontroversial, banyak yang doyan, tapi banyak juga yang gak doyan. Jadi buat mengetahui nasigorengnya enak apa nggak, beli langsung aja nasigorengnya.. DIJAMIN BERKESAN, kalo nggak sama nasigorengnya ya palingg nggak terkesan sama pembuatnya.
Untuk yang mau kenal lebih dekat dengan pemilik dari kedai Alif, nanya-nanya tentang nasigoreng, ini gue kasih link facebooknya. INIH
Penampakan pak Alif, JANGAN DILIAT KALO NGGAK KUAT MENTAL
Selasa, 13 Januari 2015
Jumat, 09 Januari 2015
Choice Novel "The Chosen Heroes"
THE CHOSEN HEROES
adalah sebuah game karya anak bangsa yang berbentuk Choice Novel.
Pemain akan dihadapkan dengan pilihan-pilihan untuk dapat mendapatkan true ending dari game tersebut.
Cerita oleh Derry Novadatu Syaharutsa
Ilustrasi oleh Randy Nurdika
Developer ALTROVIS
Sinopsis
Sebuah portal terbuka dan mengeluarkan makhluk-makhluk gaib dari masa lalu yang mengancam dunia. Apakah kau bisa berjuang melawan semua monster itu sebagai manusia biasa atau harus melewati ujian untuk menjadi orang-orang yang terpilih? Semua pilihan ada di tanganmu.
The Chosen Heroes adalah permainan berbentuk novel yang mengajak Anda menjadi penentu nasib dari orang-orang yang terpilih.
Tunggu apalagi, buruan download di Google Play Store
atau melalui link ini
Selamat bermain
Untuk judul lain, bisa anda download disini
Keparat yang Beruntung
Alhamdulillah... Dengan rahmat dari Allah SWT, akhirnya pada tanggal 25 September gue LULUS SIDANG TA!!!
Setelah perjuangan tanpa berjuang gue selama tiiiiiit (sensor) tahun gue kuliah, akhirnya gue lulus juga, dengan segala perjuangan, doa dan banyak keberuntungan.
Flashback ke beberapa bulan, ketika gue berjuang dengan waktu untuk bias check list TA gue.
Seminggu sebelum checklist, gue ngerasa hopeless banget dengan kondisi gue yang sama sekali belum mulai asistensi buat artwork gue. Secara orang normal musti bolak-balik asistensi ke dosen pembimbing buat asistensi artwork (minimal 7 kali), sedangkan gue seminggu lagi ceklis dan gue belum sekalipun ketemu dosen pembimbing gue, kalo dipikir-pikir... jelas gue bukan orang normal...
gue males mikir, ngebayangin juga nggak sanggup, gak mungkin artwork gue disetujuin hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Modal gue sekarang cuma doa, tampang bloon dan niat sepenuh hati untuk bias lulus. Pada hari yang sudah gue buletin di kalender, gue janjian di kampus BINUS sama dosen pembimbing gue, pak Oskar.
Seperti biasa, gue SMS pak Oskar, dan seperti biasa juga SMS gue gak dibales, mungkin lagi ngajar. Sembari ngarep doi bales SMS gue makan mie ayam di depan kampus BINUS. Belom habis sepiring, pak Oskar terlihat keluar dari gerbang kampus, langsung aja gue panggil beliau dan gue tawarin mie ayam. KIta akhirnya makan mie ayam bareng.
Mie ayam tersebut gue gunakan sebagai pelicin, biar artwork gue dipermudah oleh pak Oskar.
Ajaib, setelah makan mie ayam artwork gue langsung disetujui, meski harus ada sedikit koreksi. Entah karena mie ayamnya enak, pak Oskar kasian sama gue yang gak lulus-lulus atau karena artwork gue emang keren... Tapi kayaknya sih karena kasian.
Keesokan hari setelah mendapatkan tanda tangan pak Oskar buat sidang, gue menyempatkan diri ke kampus untuk daftar check list. Namun malang buat gue, kata mba-mba tata usaha gue udah telat check list buat sidang smester ini. Gue terancam nggak lulus dan di Drop Out, semangat gue yang tadinya membara kini ibarat korek api kayu yang ditiup angin jigong.
Rasanya ingin lari ke hutan, lalu kepantai, kepasar, mol, bioskop, taman puring terus gue belanja-belanja disana... bener-bener perasaan gue gak karuan, dosa apa hamba.
Tapi gue masih mau berusaha, gue berniat untuk curhat ke kepala jurusan, tapi ternyata kepala jurusan lagi sakit dan gak tau kapan beliau akan sembuh. Ditengah retorika kristalisasi kegalauan ini muncul malaikat penyelamat gue, dengan rambut yang beruban, badan tinggi besar dan kemeja sederhana, malaikat penyelamat gue memberikan solusi yang enak gak enak buat gue. Gue bisa ikut sidang smester ini asalkan membayar daftar ulang kuliah untuk smester depan esok hari. Masalahnya gue baru gajian minggu depan...
Gue terpaksa meminjam duit sama teman gue, Alhamdulillah gue punya teman orang kaya, dan dia baik hati. Namanya Adji, dan dia sudah menikah (salah fokus).
Beberapa minggu setelah gue melengkapi syarat untuk ikut ujian, gue mulai mempersiapkan printout hasil karya gue untuk sidang nanti. Sampai pada akhirnya gue mendapat telepon dari kampus untuk kalau lusa gue sidang, besoknya gue sudah diperbolehkan untuk mendisplay karya gue di ruang sidang. Malam hari sebelum gue sidang gue memulai dispalay, karena menggunakan motor, gue membawa karya gue dengan cara mencicil, malam harinya gue bawa taplak, backdrop, kaos, dan beberapa barang yang muat masuk tas gue.
Beberapa anak sudah mulai mendisplay karya mereka dibantu oleh teman-teman mereka. Gue seorang diri berkata dalam hati "hai adik-adik junior yang unyu, bantu kakek seniormu ini". Didalam keramaian ini gue merasa sepi.
Salah seorang dari peserta sidang besok ada yang bawa lemari untuk display karyanya, dan yang lainnya gak kalah keren dengan berbagai perlengkapannya, mulai dari membawa manekin, taplak yang indah, dan lain-lain. Setau gue, angkatan gue dulu gak gini, mereka sidang hanya menata karyanya diatas meja yang dikasih taplak polos, yah kalo ada duit lebih palingan bikin stiker buat ditempelin di taplaknya biar keliatan rame...
Gue sidang di zaman yang salah... persiapan gue buat display kalah jauh dibanding anak-anak yang sidang sama gue besok, kalo dibandingkan dengan yang lain, display gue nanti mungkin ibarat comberan di Jakarta sama comberan di Baturraden, punya mereka comberan Baturraden yang bersih, segar dan enak diliat, dan gue comberan di jakarta yang kalo kita nyelupin kaki aja rasanya kita bakalan berubah jadi zombi.
Backdrop gue udah gambarnya ngeblur, ukurannya juga gak nutupin papan tulis yang banyak bekas tempelan, sejujurnya gue malu banget buat ngedisplay karya gue,lahgian juga apa yang mau gue display, karya gue setengahnya masih dirumah karena gak keangkut semua pake motor.
Tiba-tiba ada seorang junior yang nyamperin gue, dengan sok kenal doi ngajak ngobrol dan akhirnya membantu gue, lama kelamaan sedikit demi sedikit akhirnya jadi banyak yang bantuin gue buat ngedisplay. Aura charming gue emang susah untuk dielakkan.
Beberapa dari mereka ada yang bantuin masang flagchain, minjemin gue manekin, nyariin taplak yang lebih layak buat tatakan(yang gue bawa emang gak layak banget)dan lain-lain. Saat itu gue bahagia dan terharu, anak DKV angkatan 2007 adalah anak yang kompak dan baik-baik, kakekmu ini sangat berterimakasih pada kalian.
Perjuangan gak sampai disitu, besok gue dijadwal sidang jam 11, gue belum selesai ngedisplay karena malam harinya gue musti ke senen untuk bikin backdrop yang lebih layak, dan gue belum bikin powerpoint untuk persentasi sidang besok. Setelah lembur sampai jam 3 pagi, gue lanjut nyiapin printilan sidang jam 5 pagi. untuk seorang ganteng yang mau sidang, ini seperti melawan raja terakhir di game kesayangan, pantang tidur sebelum THE END muncul di layar.
Jam 8 pagi gue berangkat dengan barang bawaan yang gak lazim (sterofom ukuran A3 di dalam jaket, dan tas ransel yang gak ketutup sempurna karena isinya yang overload, belum lagi gue musti ke senen dulu untuk mengambil backdrop gue, mau ditaro dimana lagi nanti backdrop ukuran 2 meter itu... Setelah bermacet ria di JAKARTA, gue sampai senen jam 10... padahal jam 11 gue harus sidang, gue belum selesai ngedisplay, gue ambil backdrop gue dan akhirnya gue taro backdropnya di jok motor dan gue dudukin sampai kampus, saat itu gue terlihat seperti orang dengan kelainan tulang Lordosis.
Berkolaborasi dengan kristalisasi keringat dan akumulasi kelelahan di mata, akhirnya gue sampai kampus jam 10.30...
Sampe kampus, masuk ruang sidang gue langsung bebenah dan ngelanjutin display yang belum selesai semalem. Beruntung gue nemu meja gak kepake yang udah di kasih pembalut warna hijau, dan gue nemuin hiasan bekas orang yang sidang kemarin, sayangnya gue nggak nemu tambatan hati di kampus ini. Jam 11 lewat dikit, gue selesai mendekor, dan hasilnya seperti ini

Keran kan, keren dong pastinya.........
Oke deh, biasa aja.
Dengan meja hijau nemu, manekin dipinjemin, hiasan ondel-ondel nemu, dan karena takut gak keburu, balon yang kemarin udah di bantuin tiup sama junior 2007 gue sebar di lantai. Lumayan gak malu-maluin banget untuk display dengan biayaboleh ngutang alakadarnya.
Ngedisplay akhirnya selesai, beruntung buat gue kalo sidangnya ngaret sampe jam 2 siang .Nunggu giliran sidang yang ternyata gue kebagian jam 5 sore, gue memanfaatkan waktu gue yang banyak itu untuk tidur dan bolak-balik ke toilet, tapi bukan karena gue grogi, cuma agak beser aja. Ceritanya juga, teman seangkatan gue yang udah wisuda bulan kemarin dateng untuk ngasih semangat gue, namanya Lingga, dia adalah seorang WOTA. Gue banyak nanya tentang situasi seperti apa yang akan dihadapi saat sidang nanti. Sedikit bikin jiper, tapi lumayan banget buat gue nyiapin amunisi ketika gue sidang nanti.
Tiba saatnya nama gue dipanggil masuk ke ruang sidang, pasak kayu, bawang putih dan air suci udah gue siapin, tapi gak gue keluarin, soalnya penguji gue bukan dari sinetron GGS. Gue masuk ke dalam ruang sidang dengan jas hitam membalut tubuh gue yang agak gemeteran dan sedikit keluar keringat dingin, tibalah gue berhadapan dengan 5 orang penguji.
Biasanya penguji terdiri dari 3 orang, tapi nggak tau kenapa ini yang nguji gue ada 5 orang, gue ngerasa jadi monster yang siap dibantai oleh power rangers.
Gue buka laptop yang ada di depan gue, dan menancapkan flashdisk yang berisi powerpoint yang udah gue buat pagi hari. Ujian pertama gue adalah laptopnya udah pake windows 8, gue gak ngerti cara ngoprasiinnya. Gue otak-atik dan akhirnya gue berhasil buka powerpoint gue setelah ditunjukin caranya oleh salah seorang penguji. Persentasi ala-ala WOTA gue selesai dalam waktu kurang dari 5 menit, setelah itu mulailah sesi pembantaian oleh 5 orang power rangers.
Baku hantam terjadi selama kurang lebih 1 jam lamanya, dan akhirnya gue keluar juga dari ruang sidang. yang gue lakukan setelah itu adalah menunggu hasil sidang, apakah gue lulus atau tidak.
Dari apa yang gue lakukan di ruang sidang tadi, gue optimis kalo gue akan lulus. Gue berhasil menjawab hampir semua pertanyaan yang diajukan tim power rangers dengan mengarang indah, kemungkinan gue lulus 80%... Tapi tetep aja ada 20% kemungkinan gue gak lulus. 20% itu gue harus menghilangkannya dengan banyak berdoa, semoga para penguji diberikan keikhlasan untuk meluluskan salah satu mahasiswa terlama-nya di kampus ini.
"Peserta sidang silahkan masuk ke dalam ruang sidang, mau diumumin hasil sidangnya" kata mba yang biasanya suka nongkrong di TU.
gue dan para peserta sidang masuk ke ruang sidang tanpa banyak bicara. Di dalam ruangan itu, terlihat para penguji menampakkan wajah suram, seolah mereka berkata dalam hati kalau kami semua tidak akan lulus, masa depan kamipun suram, mandul dan muka kami jelek.
"dari hasil sidang hari ini, semuanya mengecewakan" kata pak David selaku ketua penguji. "kita nggak tau harus ngomong apa, dengan berat hati.... kita ketemu lagi di WISUDA".
Dalam hati gue bahagia mendengarnya, sampai beberapa detik kemudian pak David melanjutkan, "tapi jangan senang dulu, karena ada salah satu dari kalian yang harus mengulang sidang lagi". mendengar hal itu, gue gak jadi senang... hati ini bertanya, siapakah yang nggak lulus, apakah gue???
pak David lalu menyebutkan nilai kami masing-masing, dan ternyata gue termasuk yang lulus dengan nilai MEMUASKAN.
semua itu drama banget...
Alhamdulillah, ini semua berakhir dengan bahagia, senggaknya untuk sementara gue bisa terbebas dari ketidak nyamanan hidup gue karena dihantui beban perasaan kalau gue belum lulus-lulus kuliah. Tapi gue sadar, ini adalah awal dari kehidupan gue yang kedepannya masih butuh banyak perjuangan, penyesalan karena lama kuliah harus bisa dijadikan pelajaran berharga agar kedepannya tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan jangan lupa untuk terus berdoa.
Satu hal yang pasti, ketia orang bertanya ke gue "koq lulusnya lama banget", gue akan menjawab "yang penting sekarang, bukan lulus tepat waktu, tapi lulus di waktu yang tepat". Tapi gak tau juga tepatnya di mana.....
Setelah perjuangan tanpa berjuang gue selama tiiiiiit (sensor) tahun gue kuliah, akhirnya gue lulus juga, dengan segala perjuangan, doa dan banyak keberuntungan.
Flashback ke beberapa bulan, ketika gue berjuang dengan waktu untuk bias check list TA gue.
Seminggu sebelum checklist, gue ngerasa hopeless banget dengan kondisi gue yang sama sekali belum mulai asistensi buat artwork gue. Secara orang normal musti bolak-balik asistensi ke dosen pembimbing buat asistensi artwork (minimal 7 kali), sedangkan gue seminggu lagi ceklis dan gue belum sekalipun ketemu dosen pembimbing gue, kalo dipikir-pikir... jelas gue bukan orang normal...
gue males mikir, ngebayangin juga nggak sanggup, gak mungkin artwork gue disetujuin hanya dalam waktu kurang dari seminggu.
Modal gue sekarang cuma doa, tampang bloon dan niat sepenuh hati untuk bias lulus. Pada hari yang sudah gue buletin di kalender, gue janjian di kampus BINUS sama dosen pembimbing gue, pak Oskar.
Seperti biasa, gue SMS pak Oskar, dan seperti biasa juga SMS gue gak dibales, mungkin lagi ngajar. Sembari ngarep doi bales SMS gue makan mie ayam di depan kampus BINUS. Belom habis sepiring, pak Oskar terlihat keluar dari gerbang kampus, langsung aja gue panggil beliau dan gue tawarin mie ayam. KIta akhirnya makan mie ayam bareng.
Mie ayam tersebut gue gunakan sebagai pelicin, biar artwork gue dipermudah oleh pak Oskar.
Ajaib, setelah makan mie ayam artwork gue langsung disetujui, meski harus ada sedikit koreksi. Entah karena mie ayamnya enak, pak Oskar kasian sama gue yang gak lulus-lulus atau karena artwork gue emang keren... Tapi kayaknya sih karena kasian.
Keesokan hari setelah mendapatkan tanda tangan pak Oskar buat sidang, gue menyempatkan diri ke kampus untuk daftar check list. Namun malang buat gue, kata mba-mba tata usaha gue udah telat check list buat sidang smester ini. Gue terancam nggak lulus dan di Drop Out, semangat gue yang tadinya membara kini ibarat korek api kayu yang ditiup angin jigong.
Rasanya ingin lari ke hutan, lalu kepantai, kepasar, mol, bioskop, taman puring terus gue belanja-belanja disana... bener-bener perasaan gue gak karuan, dosa apa hamba.
Tapi gue masih mau berusaha, gue berniat untuk curhat ke kepala jurusan, tapi ternyata kepala jurusan lagi sakit dan gak tau kapan beliau akan sembuh. Ditengah retorika kristalisasi kegalauan ini muncul malaikat penyelamat gue, dengan rambut yang beruban, badan tinggi besar dan kemeja sederhana, malaikat penyelamat gue memberikan solusi yang enak gak enak buat gue. Gue bisa ikut sidang smester ini asalkan membayar daftar ulang kuliah untuk smester depan esok hari. Masalahnya gue baru gajian minggu depan...
Gue terpaksa meminjam duit sama teman gue, Alhamdulillah gue punya teman orang kaya, dan dia baik hati. Namanya Adji, dan dia sudah menikah (salah fokus).
Beberapa minggu setelah gue melengkapi syarat untuk ikut ujian, gue mulai mempersiapkan printout hasil karya gue untuk sidang nanti. Sampai pada akhirnya gue mendapat telepon dari kampus untuk kalau lusa gue sidang, besoknya gue sudah diperbolehkan untuk mendisplay karya gue di ruang sidang. Malam hari sebelum gue sidang gue memulai dispalay, karena menggunakan motor, gue membawa karya gue dengan cara mencicil, malam harinya gue bawa taplak, backdrop, kaos, dan beberapa barang yang muat masuk tas gue.
Beberapa anak sudah mulai mendisplay karya mereka dibantu oleh teman-teman mereka. Gue seorang diri berkata dalam hati "hai adik-adik junior yang unyu, bantu kakek seniormu ini". Didalam keramaian ini gue merasa sepi.
Salah seorang dari peserta sidang besok ada yang bawa lemari untuk display karyanya, dan yang lainnya gak kalah keren dengan berbagai perlengkapannya, mulai dari membawa manekin, taplak yang indah, dan lain-lain. Setau gue, angkatan gue dulu gak gini, mereka sidang hanya menata karyanya diatas meja yang dikasih taplak polos, yah kalo ada duit lebih palingan bikin stiker buat ditempelin di taplaknya biar keliatan rame...
Gue sidang di zaman yang salah... persiapan gue buat display kalah jauh dibanding anak-anak yang sidang sama gue besok, kalo dibandingkan dengan yang lain, display gue nanti mungkin ibarat comberan di Jakarta sama comberan di Baturraden, punya mereka comberan Baturraden yang bersih, segar dan enak diliat, dan gue comberan di jakarta yang kalo kita nyelupin kaki aja rasanya kita bakalan berubah jadi zombi.
Backdrop gue udah gambarnya ngeblur, ukurannya juga gak nutupin papan tulis yang banyak bekas tempelan, sejujurnya gue malu banget buat ngedisplay karya gue,lahgian juga apa yang mau gue display, karya gue setengahnya masih dirumah karena gak keangkut semua pake motor.
Tiba-tiba ada seorang junior yang nyamperin gue, dengan sok kenal doi ngajak ngobrol dan akhirnya membantu gue, lama kelamaan sedikit demi sedikit akhirnya jadi banyak yang bantuin gue buat ngedisplay. Aura charming gue emang susah untuk dielakkan.
Beberapa dari mereka ada yang bantuin masang flagchain, minjemin gue manekin, nyariin taplak yang lebih layak buat tatakan(yang gue bawa emang gak layak banget)dan lain-lain. Saat itu gue bahagia dan terharu, anak DKV angkatan 2007 adalah anak yang kompak dan baik-baik, kakekmu ini sangat berterimakasih pada kalian.
Perjuangan gak sampai disitu, besok gue dijadwal sidang jam 11, gue belum selesai ngedisplay karena malam harinya gue musti ke senen untuk bikin backdrop yang lebih layak, dan gue belum bikin powerpoint untuk persentasi sidang besok. Setelah lembur sampai jam 3 pagi, gue lanjut nyiapin printilan sidang jam 5 pagi. untuk seorang ganteng yang mau sidang, ini seperti melawan raja terakhir di game kesayangan, pantang tidur sebelum THE END muncul di layar.
Jam 8 pagi gue berangkat dengan barang bawaan yang gak lazim (sterofom ukuran A3 di dalam jaket, dan tas ransel yang gak ketutup sempurna karena isinya yang overload, belum lagi gue musti ke senen dulu untuk mengambil backdrop gue, mau ditaro dimana lagi nanti backdrop ukuran 2 meter itu... Setelah bermacet ria di JAKARTA, gue sampai senen jam 10... padahal jam 11 gue harus sidang, gue belum selesai ngedisplay, gue ambil backdrop gue dan akhirnya gue taro backdropnya di jok motor dan gue dudukin sampai kampus, saat itu gue terlihat seperti orang dengan kelainan tulang Lordosis.
Berkolaborasi dengan kristalisasi keringat dan akumulasi kelelahan di mata, akhirnya gue sampai kampus jam 10.30...
Sampe kampus, masuk ruang sidang gue langsung bebenah dan ngelanjutin display yang belum selesai semalem. Beruntung gue nemu meja gak kepake yang udah di kasih pembalut warna hijau, dan gue nemuin hiasan bekas orang yang sidang kemarin, sayangnya gue nggak nemu tambatan hati di kampus ini. Jam 11 lewat dikit, gue selesai mendekor, dan hasilnya seperti ini

Keran kan, keren dong pastinya.........
Oke deh, biasa aja.
Dengan meja hijau nemu, manekin dipinjemin, hiasan ondel-ondel nemu, dan karena takut gak keburu, balon yang kemarin udah di bantuin tiup sama junior 2007 gue sebar di lantai. Lumayan gak malu-maluin banget untuk display dengan biaya
Ngedisplay akhirnya selesai, beruntung buat gue kalo sidangnya ngaret sampe jam 2 siang .Nunggu giliran sidang yang ternyata gue kebagian jam 5 sore, gue memanfaatkan waktu gue yang banyak itu untuk tidur dan bolak-balik ke toilet, tapi bukan karena gue grogi, cuma agak beser aja. Ceritanya juga, teman seangkatan gue yang udah wisuda bulan kemarin dateng untuk ngasih semangat gue, namanya Lingga, dia adalah seorang WOTA. Gue banyak nanya tentang situasi seperti apa yang akan dihadapi saat sidang nanti. Sedikit bikin jiper, tapi lumayan banget buat gue nyiapin amunisi ketika gue sidang nanti.
Tiba saatnya nama gue dipanggil masuk ke ruang sidang, pasak kayu, bawang putih dan air suci udah gue siapin, tapi gak gue keluarin, soalnya penguji gue bukan dari sinetron GGS. Gue masuk ke dalam ruang sidang dengan jas hitam membalut tubuh gue yang agak gemeteran dan sedikit keluar keringat dingin, tibalah gue berhadapan dengan 5 orang penguji.
Biasanya penguji terdiri dari 3 orang, tapi nggak tau kenapa ini yang nguji gue ada 5 orang, gue ngerasa jadi monster yang siap dibantai oleh power rangers.
Gue buka laptop yang ada di depan gue, dan menancapkan flashdisk yang berisi powerpoint yang udah gue buat pagi hari. Ujian pertama gue adalah laptopnya udah pake windows 8, gue gak ngerti cara ngoprasiinnya. Gue otak-atik dan akhirnya gue berhasil buka powerpoint gue setelah ditunjukin caranya oleh salah seorang penguji. Persentasi ala-ala WOTA gue selesai dalam waktu kurang dari 5 menit, setelah itu mulailah sesi pembantaian oleh 5 orang power rangers.
Baku hantam terjadi selama kurang lebih 1 jam lamanya, dan akhirnya gue keluar juga dari ruang sidang. yang gue lakukan setelah itu adalah menunggu hasil sidang, apakah gue lulus atau tidak.
Dari apa yang gue lakukan di ruang sidang tadi, gue optimis kalo gue akan lulus. Gue berhasil menjawab hampir semua pertanyaan yang diajukan tim power rangers dengan mengarang indah, kemungkinan gue lulus 80%... Tapi tetep aja ada 20% kemungkinan gue gak lulus. 20% itu gue harus menghilangkannya dengan banyak berdoa, semoga para penguji diberikan keikhlasan untuk meluluskan salah satu mahasiswa terlama-nya di kampus ini.
"Peserta sidang silahkan masuk ke dalam ruang sidang, mau diumumin hasil sidangnya" kata mba yang biasanya suka nongkrong di TU.
gue dan para peserta sidang masuk ke ruang sidang tanpa banyak bicara. Di dalam ruangan itu, terlihat para penguji menampakkan wajah suram, seolah mereka berkata dalam hati kalau kami semua tidak akan lulus, masa depan kamipun suram, mandul dan muka kami jelek.
"dari hasil sidang hari ini, semuanya mengecewakan" kata pak David selaku ketua penguji. "kita nggak tau harus ngomong apa, dengan berat hati.... kita ketemu lagi di WISUDA".
Dalam hati gue bahagia mendengarnya, sampai beberapa detik kemudian pak David melanjutkan, "tapi jangan senang dulu, karena ada salah satu dari kalian yang harus mengulang sidang lagi". mendengar hal itu, gue gak jadi senang... hati ini bertanya, siapakah yang nggak lulus, apakah gue???
pak David lalu menyebutkan nilai kami masing-masing, dan ternyata gue termasuk yang lulus dengan nilai MEMUASKAN.
semua itu drama banget...
Alhamdulillah, ini semua berakhir dengan bahagia, senggaknya untuk sementara gue bisa terbebas dari ketidak nyamanan hidup gue karena dihantui beban perasaan kalau gue belum lulus-lulus kuliah. Tapi gue sadar, ini adalah awal dari kehidupan gue yang kedepannya masih butuh banyak perjuangan, penyesalan karena lama kuliah harus bisa dijadikan pelajaran berharga agar kedepannya tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan jangan lupa untuk terus berdoa.
Satu hal yang pasti, ketia orang bertanya ke gue "koq lulusnya lama banget", gue akan menjawab "yang penting sekarang, bukan lulus tepat waktu, tapi lulus di waktu yang tepat". Tapi gak tau juga tepatnya di mana.....
Langganan:
Postingan (Atom)