Manusia tuh suka banget yang namanya membeda-bedakan.. Khususnya dari status sosial. ada si miskin dan si kaya, si ganteng dan si jelek.
Coba aja lo katain orang "tukang sampah", kalo nggak dia marah ya palingan kitanya babak belur. Padahal tukang sampah juga kan manusia, sama halnya dengan rocker. Mereka cari nafkah, kenapa kita marah hanya dikatai tukang sampah.
Kita marah biasanya karena merasa direndahkan, kalo kita marah karena dibilang tukang sampah berarti kita menganggap tukang sampah itu rendah. Itu tidak baik, ingat kata bang haji Rhoma Irama "itu kesombongan, bukan pakaianmu tapi pakaian Tuhan" dan "hey tidakkah kau perhatikan dari apakah rulu dirimu dijadikan, hey dari tetes air hina kau diciptakan lalu dirimu dijadikan".
Jadi maksudnya tuh nggak boleh sombong, kita ini dulunya sperma. Nggak usah lah membeda-bedakan sesama, karena yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah amal ibadah.
Nggak begitu nyambung sama nasehat gue tadi. Tanggal 21 April di status BBM, twitter, Facebook dan lain-lain ramai ngomongin emansipasi wanita. Kalo ada yang nggak tau tanggal 21 April 2013 itu hari apa, gue kasih tau nih. Tanggal 21 April 2013 itu adalah hari minggu.... pokoknya setiap tanggal 21 April, khususnya di Indonesia merayakan hari Kartini.
Kalo ngomongin Kartini, nggak jauh-jauh dari emansipasi wanita.
Apa sih emansipasi itu? dulu kalo nggak salah pernah diajarin di SD, kalo lupa atau masih nggak tau ya Googling aja. Ada yang bilang emansipasi itu persamaan derajat, jadi emansipasi wanita itu maksudnya wanita punya derajat yangs ama dengan laki-laki.
Gue sebenernya masih kurang paham secara mendalam tentang emansipasi wanita, batasan-batasan emansipasi wanita itu seperti apa. Yang gue liat sekarang (dari dulu sebenernya)
apa yang laki-laki lakukan wanita juga bisa melakukan walaupun jarang ada wanita yang jadi tukang becak.
Tapi kadang gue ngerasa beberapa wanita ini curang untuk beberapa hal mereka nggak mau disama-samain sama laki-laki. kayak misalnya makan di restoran. Kenapa harus laki-laki yang bayar, kalo nggak bayarin dibilang nggak gentlemen, padahal zaman sekarang wanita juga bekerja, punya duit sendiri. Terus kalo di kantor kenapa wanita boleh pake rok mini, tapi kenapa laki-laki nggak boleh pake celana pendek di kantor, ini kan nggak adil.
Dan ada juga wanita yang berkumis, kayak mbak IIs Dahlia yang penyanyi dangdut itu, wanita kumisan dibilangnya seksi... kalo laki-laki mukanya klimis dikatain nggak menly.
Tapi kalo sekarang sih laki-laki klimis udah mulai diterima ya di publik, kayak boy band-boy band gitu.
Belom lama ini gue ngeliat di TV ada ibu paruh baya yang berprofesi sebagai tukang becak, asli itu keliatan tangguh dan keren banget. Beda sama cowo yang pake rok sambil bermain musik di lampu merah, walaupun keliatan gue nggak bakalan mau ngeliat apalagi sampe keliatan sama dia.
Habis terkagum-kagum melihat ibu tukang becak gue pun ngetwit "ngomongin emansipasi wanita, berani gak para wanita itu jadi tukang becak". Twit gue itu mendapat tanggapan dari teman gue (seorang wanita) "itu arti emansipasi menurut manusia lulusan SD, laki-laki juga kalo terpaksa dan punya pilihan lain gamau jadi tukang becak". oke, pastilah sebagai wanita lebih mengerti tentang emansipasi wanita.
Terus gue bales twitnya "berarti berani ya", dan dia bales twit gue lagi "gak cuma jadi tukang becak, jd TKW ke sebranglautan juga wanita2 itu berani, sementara suamninya cm nganggur d rumah sukur2 ga kawin lagi"
Gue jadi ngerasa salah udah ngetwit kayak gitu yang ujung-ujungnya malah memojokan laki-laki. Jadi kesannya tuh laki-laki hobi banget kawin, gonta-ganti pasangan dan apalah itu. Padahal kalo diinget-inget dulu pas gue dines ke Kalimantan pacar gue selingkug, sebelumnya gue malahan pernah jadi kayak selingkuhan atau pelarain atau apaitu gajelas... jadi yaudah, gak semua wanita itu baik dan gak semua cowo itu jahat.
Berhubungan dengan wanita dan becak, kenapa jarang banget wanita jadi tukang becak. seperti yang teman gue bilang, kalo nggak terpaksa laki-laki juga nggak mau jadi tukang becak, kalo wanita mungkin kebanyakan jadi pembantu rumah tangga, atau yang lebih go internasionalnya ya jadi TKW.
Kenapa nggak dibalik aja, laki-laki jadi PRT atau TKI dan wanita jadi tukang becak.. mungkin aja bisa jadi solusi dari masalah TKW kita yang disiksa dan diperkosa di luar negri. Seandainya laki-laki jadi PRT siapa juga yang mau memperkosa, kecuali majikannya sekong, gay, homo.
Sedangkan wanita kalo jadi tukang becak, kemungkinan diperkosa lebih kecil karena berada di tempat umum. lagian laki-laki juga segen sama wanita yang narik becak.
contoh kasus: misalkan ada seorang wanita, sebut saja Marni. Alkisah Marni yang terpaksa menjadi PRT karena sulitnya kebutuhan ekonomi mau diperkosa oleh majikannya. Di dalam rumah majikannya yang sedang sepi si majikan (laki-laki) sudah nggak kuat menahan napsu birahi karena melihat kemolekan tubuh Marni.
Marni berusaha kabur, sambil menghalang-halangi Marni yang ingin lari ke arah pintu majikan itu berkata "hayo Marni, mau kemana kamu sayang". Marni yang saat itu hidup segan mati gak berani hanya mampu berkata "jangan tuan, saya sudah nggak perawan, dan punya penyakit kelamin".
Beda cerita kalo Marni jadi tukang becak. Si penumpang yang mau memperkosa Marni bilang "hayo Marni, mau kemana kamu?", Marni jawab dengan santai "ya bapaknya mau kemana, nanti saya anterin", dan kalo si pemerkosa udah terlihat gelagat-gelagat mencurigakan Marni tinggal gulingin becaknya dan teriak minta tolong orang-orang sekitar.
Jadi menurut gue emansipasi itu seharusnya nggak cuma untuk wanita, tapi untuk semua orang. Semua itu sama derajatnya, tukang becak sama derajatnya dengan orang kantoran, dan yang pasti semua saling membutuhkan. Kalo orang-orang sudah menyadari hal itu kan enak, gak banyak pengangguran, orang bisa bekerja apa saja dengan nyaman.
Untuk kedepannya gak ada lagi lulusan S1 yang jadi nganggur cuma karena gengsi, mereka bisa koq jadi tukang ojek, atau tukang becak. Senggaknya merkea sudah menjadi pengusaha, ketimbang kerja di kantoran cuma jadi karyawan atau bawahan.