Sudah genap 7 hari masih aja ada yang ngga beres dengan tubuh gw, dan mungkin juga dengan pikiran gw. Ya memang dalam sejarah hidup gw, emang gw ngga pernah beres, kecuali si Julia Beres (artis yang gosipnya hobi banget beres-beres).
Seminggu sudah badan gw dihinggapi penyakit, yang pada awalnya gw berfikir apakah gw akan berubah menjadi Spiderman (di film Spiderman, si Piter meriang dulu sebelum akhirnya dia berubah jadi Spiderman), sampai lama kelamaan gw berfikir apakah gw akan berubah jadi mayat.
Sungguh 1 minggu yang cukup berat bagi diri gw untuk tetap meneruskan hidup (lebay).
Hari pertama (Rabu 18-5-2011)
Seperti beberapa hari belakangan ini, gw bangun pagi untuk menunaikan kewajiban gw sebahgai seorang muslim (sok alim banget padahal baru beberapa hari loh), saat itu kondisi tubuh terasa lemah, sepertinya saat itu ada segel dari Orochimaru (penjahat dalam komik Naruto) yang membuat gw tidak bisa mengeluarkan tenaga gw, untuk bangun saja sulit apalagi untuk ee...
Hari ini gw berencana akan pergi ke daerah Senen untuk mencetak undangan. Undangan ini mungkin salah satu biang keladi untuk masalah-masalah yang akan gw alami seminggu kedepannya selain mungkin efek samping dari berenang kelamaan dan main hujan-hujanan pada hari senin.
Sedikit cerita tentang kisah sebuah undangan
Seminggu yang lalu gw dimintai tolong untuk membuat undangan, setelah 3 hari bolak-balik ke percetakan ternyata banyak sekali masalah yang ada, karena ketidak telitian gw, sehingga akhirnya gw yang bertanggung jawab ini nombokin dan merugi. Saat gw berpikir semuanya sudah selesai, ternyata masalh baru datang.. undangannya banyak salahnya, dan gw diminta mencetak undangan sebanyak 200 lembar lagi.
Cerita kembali ke hari Rabu 18-5-2011, gw kembali kepercetakan di daerah senen dengan Adimar, namun sebelum bertemu Adimar gw ada keperluan dengan Reyga di blok m plaza, setelah itu gw pulang kerumah dulu karena waktu janjian dengan Dimar masih lama.
Sore harinya gw dan Dimar yang sudah bertemu dikampus sampai di senen, namun naas bagi kita, percetakan langganan kita sedang mati lampu. Sambil menunggu lampu nyala, gw makan siang di warung nasi yang lokasinya dekat dengan tempat percetakan.
Gw memesan lauk perkedel, telur asin, tempe dan minum air putih. Tempe yang gw makan keras banget, warnanya pun hitam dan berasa ketek. Ngga kalah anehnya, air putih yang gw minum airnya mempunyai rasa bekas perasan kancut yang basah (gw sih ngerasanya enek-enek gimana gitu), apa mungkin airnya diambil langsung dari kali di belakang warung? Biarlah, gembel aja bisa hidup makan-makanan basi dan tidur di gundukan sampah, masa iya gw kalah sama gembel...
Setelah makan siang mengerikan dan solat Ashar, gw dan Dimar mencoba mencari percetakan lain, saat itu gw menemukan percetakan yang mau mengerjakan undangan gw sampai selesai, namun harga yang ditawarkan melebihi budget yang diberikan klien, gw ngga mau nombokin lagi, gw kan shooter.
Ketika sore hari listrik di percetakan langganan pun kembali nyala. Sebelum dibuat film nya, gw minta mas Herdy (sang ahli seting menyeting) untuk merubah letak undangan bagian dalam sesuai apa yang diminta klien. Saat itu gw dan Adimar ngobrol-ngobrol dengan mba Henny sang staf bagian keuangan dan apalah, beliau adalah orang yang sangat baik. Saat maghrib kami pamit, saat itu ada seorang bapak yang menanyakan dimana kami tinggal.. dia terkejut mengetahui kalo gw tinggal di Ciledug, padahal mah biasa aja kali pak, om gw aja tinggal di Purwokerto.....Sebelum pulang gw bilang ke Dimar “Di, kalo ini salah lagi gw bakalan bunuh diri”
Dalam perjalanan gw dan Dimar mampir sebuah masjid untuk sholat maghrib dan langsung disambung dengan solat isa. Setelah itu gw mampir dulu di kampus untuk sejenak beristirahat, badan gw terasa tak bertenaga untuk melanjutkan perjalan pulang, sepertinya efek dari berenang dan hujan-hujanan hari senin kemarin baru terasa sekarang. Jarak kampus ke rumah gw kurang lebih 19 km dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit apabila ngga kena macet, namun bisa jadi 2 jam perjalanan apabila macet.
Kesimpulannya hari itu gw cape banget.
Hari kedua (Kamis 19-5-2011).
Hari itu gw meriang, dan gw harus memutuskan apakah undangannya di laminating atau tidak, karena pada saat itu budgetnya kurang apa bila harus dilaminating doft, dan akhirnya undangan pun tidak dilaminating.
Hari Ketiga (Jum’at 20-5)
Hari mengambil undangan dari percetakan. Badan gw juga sudah terasa lebih sehat dari hari-hari sebelumnya, pikiran juga menjadi lebih jernih karena hari itu gw janjian dengan pujaan hati untuk bertemu.
Siang harinya gw pergi ke percetakan di senen untuk mengambil undangan yang gw pikir sudah jadi. Sesampainya disana gw melihat mba Henny yang sedang menghitung cetakan yang sudah selesai dicetak. Di terlihat sangat sibuk..
Dengan wajah berbinar, mata berkaca-kaca dan baju yang beraroma asap knalpot gw bertanya kepada mba Henny “hi mba, gimana cetakannya?”
“Wah, stres banget nih gw.. “
“Stres kenapa mba emangnya?” tanya gw sambil melihat wajah mba Henny yang rautnya mendadak berubah, gw pun mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Undangan lo kayaknya salah deh ran” ucap mba Henny sambil memperlihatkan hasil cetakannya..
Gw memperhatikan undangan tersebut “yaah, iya ini sih jelek banget”, terpampang di depan mata gw sebuah undangan yang ngeblur dan benar-benar menjijikan, sampai ingin nangis rasanya apabila melihatnya..(saat itu emang pengin nangis, hanya gw terlalu malu untuk menangis di tempat umum).
“Cetak lagi aja deh, ongkos cetaknya ngga usah bayar, lo beli kertas lagi aja” mba Henny menyarankan gw beli kertas dan menggratiskan ongkos cetak dan ongkos film. Memang pada saat itu budget yang tersisa hanya Rp.150.000,00, apabila gw harus membayar biaya beli kertas Rp.122.000,00, lalu cetak seharga Rp.280.000,00 dan cetak film seharga Rp.40.000,00 maka dipastikan gw harus nombok lagi, padahal gw kan shooter....
Akhirnya gw beli kertas di tempat yang biasa, gw harus mengeluarkan uang Rp.110.000,00. padahal masih harus bayar ongkos potong dan ngerail yang kurang lebih memakan biaya Rp.60.000,00 sedangkan sisa budget tinggal Rp.40.000,00 ooooooooooooowwhh! Apakah gw beneran harus bunuh diri...
Akhirnya pada hari itu gw ngga jadi bawa pulang undangan, gagal ketemuan sama pacar , mendadak meriang gw kambuh lagi dan HaPe gw rusak.
Hari keempat (Sabtu 21-5)
Setelah paginya dikerokin Ibu, lalu Acc kepada klien dan menjelaskan masalah tanpa mempermasalahkan biaya gw seharian dirumah menunggu kabar dari pacar yang katanya mau ketemuan hari ini sambil memulihkan kondisi tubuh gw yang semakin renta ini.
Malam harinya gw bertemu pujaan hati gw yang sudah seminggu gw rindukan, namun saat itu sepertinya adalah saat terakhir gw untuk bisa menggenggam tangannya (bahkan hari itu gw juga belum memegang tangannya..hiks).
Hari kelima (Minggu 22-5)
Bangun pagi dan bersiap joging, kali ini gw sedang tidak ingin joging di GBK (gw biasa joging hari minggu pagi di GBK sendiri, atau bersama teman-teman) berhubung gw lagi batuk, pilek dan pikiran gw saat itu kurang baik. Gw berlali-lari kecil menuju rumah Irvan (sodara gw yang baru pindah ke daerah deket rumah), rumah Irvan itu terletak di kota Jakarta, sedangkan gw tinggal di kota Tangerang banten, jadi saat itu gw lari-lari melintasi kota dan provinsi.
Sesampainya dirumah Irvan gw sms sepupu gw yang lain yang bernama Tingga untuk ikut joging bersama. Tingga pun bergegas menuju rumah Irvan, dan setelah itu, gw Irvan dan Tingga pun berlari-lari kecil menuju Puribeta.
Disana kita beli bolu, makan kerang ijo dan minta minum di rumah teman Tingga yang bernama Puput.
Sekembalinya di rumah Irvan, gw, Irvan dan Tingga menonton film di DVD. Film nya bercerita tentang seorang anak depresi yang tinggal di pusat rehabilitasi kejiwaan, dimana disana ia bertemu dengan orang-orang luar biasa dengan segala permasalahan mereka. Mungkin gw seharusnya berada di sana.
Awalnya gw dan Irvan berniat pergi ke blok m, namun seharian hujan turun dan sehabis mandi batuk gw semaikn parah.. ada apa sebenarnya dengan tubuh gw, mengapa gw jadi mudah terserang penyakit, gw memang ngga pernah memanjakan penyakit dengan memberinya obat, gw punya prinsip penyakit lah yang harus memanjakan gw (gimana bisa?)
Akhirnya gw ngga jadi ke blok m, namun malam harinya gw ditraktir Irvan makan di Burger Klenger karena dia ulang tahun pada hari itu.
Hari keenam (Senin 23-5)
Batuk gw semakin parah, sampai menyebabkan perubahan pada suara gw (gw sepertinya akan berubah menjadi Bebi Romeo yang nyanyi bunga terakhir itu).. suara gw kini terdengar lebih rendah dan ngebass, apa baru kali ini gw baligh. Biasanya gw bersyukur jadi orang bodoh karena gw jadi ngga gampang stres karena ngga banya pikiran (ngga gitu juga sih) tapi sekarang beda, apa mungkin kebodohan gw sedikit berkurang karena mulai banyak sesuatu yang gw pikirkan, tentang TA gw, tentang mantan gw, tentang tanggung jawab gw terhadap undangan dan nama baik gw, dan tentang goreng yang enak..loh..
Seharian gw ada dikampus bersama Adimar, mba Henny bilang kalo undangannya baru bisa diambil jam 19.00, padahal gw udah ada di kampus dari jam 12, memang selain ambil undangan Adimar ada urusan kerjaan sama gw.
Setelah solat maghrib gw dan Dimar ke percetakan, sesampainya disana ternyata tempat rail nya sudah tutup hingga baru bisa diambil besok. Gw mulai berfikir dosa apa gw, sehingga diuji seperti ini.. mungkin ini bukan ujian, tapi peringatan karena gw selalu lalai dalam beribadah.
Hari ketujuh (Selasa 24-5)
Penderitaan gw bertambah kini bukan hanya batuk, tapi mata kiri gw berhasil mendapatkan mangekyo sharingan. Untuk mendapatkan mangekyo sharingan maka kau diharuskan membunuh orang terdekatmu.. nah masalhnya siapa yang udah gw bunuh, ngga ada. Sebenarnya gw lagi ngomongin sakit mata.
Rencana gw hari ini adalah bertemu Adimar untuk mengambil undangan yang diambilkan Adimar buat gw, seneng banget gw punya temen perhatian dan mau membantu gw disaat susah.
Gw janjian dengan adimar di depan seven eleven kampus Binus rawabelong, saat itu gw yang sampai duluan menunggu Adimar sambil mengenakan kaca mata hitam sembari makan Jamur Kriuk, gw perhatiin banyak juga cw-cw yang ngelirik ke gw, mungkin mereka berfikir orang buta dari mana nih yang nongkrong dipinggir jalan sambil makan, atau mereka berfikir gw adalah jasa pijit tunanetra yang sedang menjajakan jasanya di pinggir jalan depan seven eleven.
Setelah kurang lebih setengah jam gw menunggu, adimar pun tiba, awalnya dia tidak mengenali gw, dia pasti berfikir seperti cw-cw yang tadi ngliatin gw.. huehehehe padahal gw mikir gw seperti Edward Culun sang vampir melankolis.
Malam harinya Irvan meminta tolong bantuan gw untuk dibuatin blog di rumah mba Tia, gw pun kesana sambil menggunakan kacamata hitam, kacamata hitam itu tak disangka sangat berguna untuk menutupi sharingan gw, kacamata yang gw beli di puribeta seharga Rp.10.000,00 akhirnya bermanfaat. Sesuai dengan apa yang gw pikirkan, di rumah mba Tia, Budeh dan Pakde pangling karena Irvan dateng bersama tukang pijet (ya, tukang pijet tampan yang dimaksud adalah gw)
Selama ini gw seringkali sombong dengan berkata gw ngga gampang sakit, ataupun gw yang meremehkan penyakit, mungkin ini adalah peringatan dari Allah SWT agar untuk lain kali gw agar bisa lebih mensyukuri kesehatan. Ikhlas dalam menyikapi segala sesuatu juga dapat membantu mengurangi beban yang ada di pikiran kita, dengan senantiasa memasukkan pikiran-pikiran positif ke dalam pikiran kita.
Bersyukur membuat kita lebih berlapang dada. Bersyukurlah ketika lelah, karena itu akan membuat perbedaan, dan bersukurlah atas masa-masa sulit, karena saat itulah kamu tumbuh dan berkembang, pusatkanlah perhatian pada sifat-sifat baik orang-orang di sekitar, mereka akan menjadi lebih menyenangkan.
Seperti sebuah kalimat yang pernah gw dengar “Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar