Kamis, 06 Oktober 2011

Anak Ayam Ku

Siapa orang yang tidak suka ketika melihat seekor kucing angora yang lucu? Jawabannya adalah nyokap gw. Ketika orang-orang berbondong-bondong menunjukkan rasa sok sukanya pada binatang (khususnya kucing) nyokap gw malah dengan terang-terangan membenci kucing. Beberapa orang bahkan memelihara kucing sebagai hewan peliharaan di rumah mereka, alasannya bermacam-macam, dari yang bilang sekedar suka ataupun alasan yang sok agamis, “kan nabi Muhammad SAW menyukai kucing”, gw pengin banget nanya balik “emang dulu Nabi melihara kucing dirumah Nya?”. Sebagai manusia kita memang diharuskan menyayangi bintang, tapi kan bukan berarti harus memeliharanya dirrumah karena binatang terkadang membawa berbagai macam penyakit kepada manusia.

Seperti kebanyakan anak kecil, gw dulu pernah memelihara beberapa jenis hewan seperti, anak ayam, anak bebek, anak kelinci, anak kura-kura dan ikan. Semuanya disesuaikan dengan kondisi masa kembang gw.

Hewan peliharaan gw jarang yang memiliki umur panjang karena memang tidak semuanya terawatt dengan baik. Sebagai anak kecil yang ngga perhatian, jangankan hewan, ade gw aja sering banget gw siksa. Tapi walaupun begitu, gw mempunyai kenangan juga dengan hewan peliharaan gw.

Ketika gw duduk di bangku per TK an, gw mempunyai 2 ekor anak kelinci. Kelinci kecil yang lucu, setiap sabtu dan minggu pagi gw dan bokap pergi ke komplek untuk memetik daun singkong di dekat TKP gw dan para sepupu pipis di sebuah kaleng cat bekas. Daun sungkong itu kami petik untuk makan kelinci gw, kelinci nya mempunyai kandang yang cukup besar, yang terbuat dari kawat yang bolong-bolong sehingga jari gw pun bisa menyentuh tubuhkelinci bila kelinci sedang berada di pinggiran depan kandang. Hubungan gw dengan kelinci gw harmonis, sampai pada suatu hari jari gw digigitsi kelinci, sejak saat itu, gw enggan mendekati kandang kelinci tersebut, mencarikan makanan untuknya pun gw merasa malas.

Dulu adik nyokap (tante gw) pernah tinggal di rumah gw selama beberapa bulan, dia sepertinya cukup peduli dengan kelinci gw, dia pun memberikan makan semangka kepada kelinci-kelinci gw. Keesokan harinya kelinci gw mati. Untunglah buat gw karena bukan gw yang membunuh kelinci-kelinci itu.

Pernah juga gw memelihara 4 ekor anak bebek yang lucu. Sepertinya bebek-bebek ini adalah hewan peliharaan gw yang umurnya paling panjang. Seingat gw bebek-bebek itu dibelikan bokap gw pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia, empat ekor bebek kecil berwarna kuning cerah yang diberi nama kwak, kwik, kwek, dan kwok (mirip nama keponakan Donal bebek, kecuali si kwok). 4 anak bebek tersebut memang sangat lucu, gw pun sangat menyukainya, tapi sayangnya gw ngga tau yang mana kwak, kwik, kwek dan si kwok, mereka semua terlihat sama (pernah sih gw kalungin pake kertas bertuliskan nama). Kwak, Kwik, kwek dan si Kwok (K4) tinggal di gudang samping rumah, tapi seiring perkembangan mereka, dan keberisikan mereka, mereka dipindahkan di halaman depan rumah gw, agar mereka bisa lebih bebas bermain. Badan mereka semakin besar dan bulu mereka pun lama kelamaan berubah menjadi coklat. Ketika turun hujan mereka terlihat sangat gembira, mereka main lumpur dengan bebasnya. Karena mereka sering main lumpur tubuh mereka pun jadi kotor dan bau, membuat gw enggan bermain dengan mereka, sampai pada akhirnya keputusan yang sangat berat harus dilakukan, eksekusi K4… setelah itu, kami sekeluarga makan K4.

Anak ayam.. hewan peliharaan gw yang satu ini adalah yang paling dekat hubungannya dengan gw. Bisa dibilang anak ayam adalah hewan peliharaan pertama yang gw miliki. Ketika gw belum masuk TK, gw memiliki anak ayam yang sangat menurut. Gw sering makan bersama dan bermain bersama, bahkan ketika gw tidur anak ayam itu masuk ke klong kasur gw dan sepertinya ikut tidur. Kemanapun gw pergi, anak ayam itu selalu mengikuti gw, hubungan kita sangat erat, seperti soulmate.

Pada suatu hari, rumah gw kedatangan tamu di malam hari yang gw ngga tau siapa, pada saat itu juga gw kehilangan anak ayam gw. Gw mencari kesana kemari, memanggil-manggil namanya “anak ayam! Anak ayam ku!” mungkin memang namanya adalah si anak ayam, sekeras apapun gw berpikir gw ngga inget namanya, gw ngga inget dulu sudah memberikan nama atau belum untuknya. Nyokap menyuruh gw untuk tidur dan melanjutkan pencarian anak ayam besok karena hari sudah malam.

Keesokan harinya nyokap menemukan anak ayam gw di kursi dengan kondisi yang mengenaskan, mejret didudukin.. pelakunya sepertinya adalah si tamu, entah bagaimana si anak ayam bisa ada di kursi dan diduduki tamu. Hal itu masih menjadi misteri samapi sekarang, dan meninggalkan sakit hati yang mendalam pada diri gw samapai sekarang, siapakah tamu yang dulu datang ke rumah gw…

Ketika SMA gw kembali memelihara anak ayam, kali ini ada 2 ekor. Gw dibelikan sodara gw sebagai rasa terimakasih karena sesuatu. 2 ekor anak ayam itu gw letakkan di kotak sepatu yang sudah tidak terpakai, lalu kotak sepatu itu gw letakkan di dapur diatas rak sepatu. Pada malam hari gw mendengar anak ayam gw menciap-ciap, walaupun gw tidak mengerti bahasa ayam tapi entah kenapa ggw yakin kalau mereka sedang minta tolong. Gw segera berlari kedapur untuk melihat anak ayam gw yang baru itu. Tak disangka tutup kotak sepatunya terbuka, dan didalamnya gw lihat anak-anak ayam gw yang berlumuran darah. Ini pasti perbuatan peliharaan gw yang lain (tikus).. gw melihat seekor anak ayam gw sudah tidak diam dan seperinya tidak bernafas, namun seekor lagi masih bergerak. Walau dengan perut yang robek dan mengeluarkan jeroannya, anak ayam itu masih bergerak. Gw yang pernah ikut pramuka ketika SD pun segera melakukan P3K. Gw memasukan dengan perlahan isi perut anak ayam itu dengan tisu, lalu gw menutup lukanya dengan kain kasa dan plester setelah meneteskan obat merah.

Saat itu gw sangat sedih dan bingung harus berbuat apa, gw merasa kalau anak ayam itu sangat menderita sampai terasa menyakitkan di dada gw, gw ingin segera mengakhiri penderitaannya dengan langsung menginjaknya sampai mati, tapi nanti gw dosa. Akhirnya gw pasrahkan saja hal nyawa anak ayam kepada Allah SWT, semoga yang akan terjadi padanya adalah yang terbaik untuk kita semua. Karena takut si tikus kembali menyerang anak ayam gw yang tersisa gw pun menaruh anak ayam di kamar gw, dekat dengan temnpat tidur gw agar gw bisa melihat perkembangan kesehatannya. Sebelum gw tidur gw terlebihdulu mengubur anak ayam yang sudah mati lebih dulu dari anak ayam yang dikamar gw.

Keesokan harinya ketika gw terbangun dan melihat ke dalam kotak sepatu, gw melihat anak ayam gw yang tersisa telah meninggal…
Padahal gw berpikir bisa menjalin hubungan dengan anak ayam gw seperti layaknya film-film yang menunjukan kesetiaan hewan kepada majikannya, seperti di film Air Bud, Beathoven, Cat & Dog, Rintintin, Mighty Joe Young, Lesie, Bolt dan Free Willy. Pasti keren kalau nanti gw berjalan sambil membawa ayam sebagai hewan penjaga gw, persahabatan manusia dengan ayamnya (seperti di kisah Cindelaras).

1 komentar: